Tomohon – Tekan Volume Sampah Plus Bisa Jadi Pupuk, Pemkot Tomohon Dorong Pengelolaan Sampah Organik Berbasis Komposting. Menurutnya, meski awalnya di ASUS Tahap I Pemkot Tomohon lebih fokus pada topik Security atau keamanan dan ketertiban daerah, kini di Tahap II Pengelolaan Sampah. Menjadi perhatian utama seiring dengan meningkatnya volume sampah kota yang mencapai sekitar 51,1 ton per hari, dimana 70 persen merupakan sampah organik atau sampah dapur yang dapat diolah mandiri menjadi kompos.
“Penting adanya koordinasi lintas sektor untuk bergerak bersama dalam menumbuhkan budaya pilah-olah sampah dimasyarakat. Kedepan diharapkan masyarakat mulai melakukan pengelolaan sampah dengan metode community composting atau pengelolaan sampah organik per lingkungan. Sampah dipilah, dikelompokkan, lalu yang organik atau sampah dapur dimasukkan dalam wadah tertutup atau dikenal dengan Compost Bag. Dari situ proses komposting bisa terjadi,”jelas Harriet didampingi Kabag Ortal Ingrid Palit serta Kabag Prokopim Christo Kalumata SSTP.
“Jadi dari sampah yang tak memiliki nilai tambah diolah menjadi produk pupuk organik,” sambung Harriet yang juga didampingi Kabag Ortal Ingrid Palit dan Kabag Prokopim Christo Kalumata.
Harriet menambahkan, keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada fasilitas dan petugas kebersihan, tetapi juga kerja sama semua pihak baik regulasi yang terus di persiapkan Pemerintah Kota tetapi juga dituntut partisipasi dan kesadaran masyarakat, dunia pendidikan juga dunia usaha untuk memilah dan mengelola sampah sejak dari sumber.
Ia menyebut, apa yang dilakukan masyarakat di Tara-Tara Raya dapat menjadi contoh nyata dan diharapkan untuk direplikasi di seluruh kelurahan lain di Kota Tomohon.
“Kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengelompokkan sampah sangat penting. Seperti yang sudah dilakukan di Tara-Tara Raya, hasilnya lingkungan jadi lebih bersih, sehat dan volume sampah yang diangkut petugas menjadi berkurang signifikan,” jelasnya.
Selain manfaat lingkungan, metode komposting juga memberikan nilai tambah ekonomi, terutama bagi petani.
Baca Juga : Tindak Tegas Oknum Penimbun Solar Bersubsidi, Dua Pekan Polres Tomohon Gelar Operasi Dian Samrat

Dari proses pengolahan, Harriet bilang dapat dihasilkan Eco Enzyme, bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan anti hama tanaman. Dengan demikian, pengelolaan sampah tidak hanya menekan volume angkut buang, tetapi juga mendorong ekonomi sirkular di tingkat masyarakat.Pemkot Tomohon berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat di tingkat kelurahan agar kesadaran lingkungan semakin meningkat.
Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, Tomohon menargetkan untuk menjadi kota hijau dan bersih di Sulawesi Utara, sekaligus menjadi model pengelolaan sampah ramah lingkungan bagi daerah lain.